Sunday, March 1

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak


Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dilingkupi kecemasan,
maka Bunda juga gemetar penuh keraguan,
tapi sungguh anakku, demi melihatmu,
keraguan itu musnah bagai kabut disiram cahaya matahari pagi,
berganti keyakinan dan keteguhan.

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita ditimpa musibah,
maka Bunda juga menghela nafas, menangis,
tapi sungguh anakku, demi melihatmu,
dia bergegas menyeka ujung matanya, mengusir semua sedih
berganti perasaan riang dan ketulusan.

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dirundung kekurangan,
maka Bunda juga tertatih penuh beban.
tapi sungguh anakku, demi melihatmu,
dia bergegas berdiri tangguh, berusaha tegar dengan sisa apapun
berganti semangat menyala terus berusaha

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dalam ketakutan, dalam pertengkaran, dalam kegagalan
dalam situasi itu semua, Bunda juga tergugu berharap sandaran dan pertolongan,
tapi sungguh anakku, kau memberikan semua energi tidak terkira itu

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Maka kuberitahukan sebuah rahasia kecil ini
Betapa malam-malam, saat kau sudah tertidur nyenyak,
Bunda bersimpuh dengan air mata, berdoa, berjanji,
Akan selalu menjadi Bunda terbaik bagimu.
Walau kita tidak pernah tahu itu.


Tere Liye.



Saya menangis bila kali pertama membaca puisi ini. Puisi tentang seorang ibu.

Atau entah entah saya akan menangis bila membaca apa apa puisi Tere Liye?





1 comment:

AS said...

cinta boleh pergi dan temui.
tapi bunda cuma satu.