Tuesday, April 16

"Dan apakah yang ada ditangan kananmu, ya Musa?"




"Dan apa (bendanya) yang di tangan kananmu itu wahai Musa?"



Allah bertanya kepada rasulnya Musa.
Di pertengahan wahyu agung,
ketika Musa berkaki ayam,
penuh kerendahan di atas lembah Tuwa.

Allah bertanyakan perihal apa yang ada di tangan Musa, walaupun Allah sudah mengetahui semua.
Dia Maha  Tahu. Dia pemilik segala Ilmu.

Apa sebenarnya yang ada di tangan kanan Musa?
Tangan kanan yang memegang, umpama tingginya bergantung harap, karibnya mereka bersama, kerapnya bersandar usaha.




"Nabi Musa menjawab: "Ini ialah tongkatku; aku bertekan atasnya semasa, berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku, dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu".


Tongkat ku, bilang Musa.
Dan tongkat itu telah banyak menolongku selama ini.
Dalam kehidupan, dalam pekerjaan,
malah jasanya masih terus lagi berpanjangan.

Musa bersungguh sungguh menerangkan perihal tongkatnya.

Sepatah pertanyaan itu dijawabnya panjang berjela.

Musa memuji muji satu makhluq,
yang padanya telah banyak berjasa memberi manfaat,

walaupun pujian itu di hadapan Khaliq, Maha Pencipta sendiri.



"Allah Taala berfirman: "Campakkanlah tongkatmu itu wahai Musa!"


Arahan Allah, tiba tiba sekali, buat Musa.

Mungkin ketika itu Musa sangat tertanya tanya. 
Mengapa di bicara antara Tuhan dan nabiNya,
tongkat kayu itu pula yang menjadi subjek utama.

Aneh bukan?


"Lalu ia mencampakkannya, maka tiba-tiba tongkatnya itu menjadi seekor ular yang bergerak menjalar."


Bagaimana kagetnya Musa ketika itu, ya?
Sebentar tadi meninggi dia memuji tongkatnya. Tidak putus putus kayu itu memberinya manfaat.
Tapi sekelip mata, yang bermanfaat itu menjadi sebesar besar mudharat? 

Ular, yang bergerak menjalar. Lincah. Tampak bahaya.

Buat kita muhasabah dan meneliti,
Mudah sekali ya dalam hidup ini, 
Allah mengubah ketentuan yang kita sangka sudah terabadi.



"Allah berfirman: "Tangkaplah akan dia, dan janganlah engkau takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya yang asal."


Atasi ketakutanmu, Musa. 
Terus tangkap ular yang lincah merayap.

Walau ia satu kebahayaan, 
tapi selagi Allah ada, dan Allah menjaminnya, 
tidak perlu rasa gusar dan ragu ragu dalam mentaati perintahNya.

Allah ada.


----


Dan susuri lagi kisah Musa, Rasul yang menarik ini.
Kisahnya panjang di dalam Al Quran,
buat renungan orang beriman.

Sikit sikit kesalahan Musa Allah gambarkan, namun salah bukan bererti dosa,
Musa itu maksum seperti lain lain Rasulnya.

Oh, dan tongkat itu?

Tongkat itu terus menemani dakwah Musa. Terus. 
Menyaksikan sendiri dakwah hebat Musa yang ditentang sang tiran.
Menyaksikan sendiri keizinan Allah untuk terbelahnya samudera, bila tertampar sahaja tongkat itu ke muka airnya.

Dan dahulu, tongkat itu sekadar kayu. 
Banyak membantu, memang. 
Namun sekarang tongkat kayu itu menjadi bekalan menyebar risalah mulia.

Yang kita sangka biasa biasa, sebenarnya mungkin jadi pertolongan Allah.
Walau jalannya tidak bisa kita nampak seawal pagi hari.

Allah akan membekalkan setiap masalah dengan jalan keluar, 
dan bersama satu kesusahan, satu kesempitan,
akan ada jalan jalan keluar yang luas terbentang, 
mengalu alukan hambaNya yang bertaqwa.

dan mungkin pertolongan Allah buat bekali ujian itu telah tersedia lamaaaaaaaaaa sebelum kita berjumpa ujian itu lagi!

*Menangis.*



Allah, ada. Dan Dia janji.




No comments: